Kisah Nyata Inpirasi!!! Penyesalanku Saat Kutolak Lamaran Laki-Laki Alim itu


Seandainya datang terhadap kalian lelaki yg baik agamanya (buat melamar), maka nikahkanlah dia. Kalau kalian tak melakukannya, niscaya bakal berlangsung fitnah & kerusakan agung di muka bumi” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah) 

Tulisanku yg dahulu, berjudul “Ya Rabbi, Saya Mencintai Lelaki yg Sudah Beristri..” pass tidak sedikit diapresiasi. Ada yg pro. Ada yg kontra. Malah disaat saya baca di Facebook, ada yg menegur bila tulisanku condong menjauhkan poligami. 

Karnanya kumulai kisah ini bersama meminta maaf seandainya ada yg kurang berkenan. Ini kisah temanku. Tapi… saya bakal membahasakannya sbg diriku.

Baca Juga:


Sekarang usiaku udah makin matang. Dalam masyarakatku umurku telah dianggap amat senior utk perempuan yg belum menikah. Pula dalam keluarga besarku. Tidak ada di antara mereka yg seusiaku tetapi tetap lajang. 

Hatiku tiba-tiba jadi tidak menentu waktu ada rekan yg mengirim undangan pernikahan. Kadang air mata menetes membaca undangan adik kelas yg jauh dibawah usiaku. Tidak ada orang yg mengetahui itu benar-benar. Saya coba tegar. Sabar. Kuyakin Allah cinta HambaNya yg sabar. 
“Nita, kapan nich undangannya?” pertanyaan itu kadang menciptakan jantungku seperti mogok berdetak. Saya tidak sanggup menjawab. Tetapi saya tidak ingin itu terjadi lama. Alhamdulillah sesudah sekian banyak detik saya mampu tersenyum yang merupakan jawaban atas pertanyaan seperti itu. 

Saya kadang tanya, mengapa ga ada lagi ikhwan yg ajukan ta’aruf kepadaku. Mungkin Saja ini cobaan buatku. Bila benar… saya mau pahala kesabaran jadi milikku sampai Allah mempertemukanku bersama jodohku. Saya amat menginginkan ini yakni ujian seperti yg dikatakan Nabi bahwa ujian seorang berbanding dgn tingkat keimanannya. 

Tetapi akhwat serta manusia kan? Diwaktu tengah malam tiba, mampu saja beliau bersedih biarpun siangnya kelihatan teramat aktif dalam dakwah. Dalam kesendirian diatas sajadah, saya kadang berfikir berkaitan hadits Nabi & menghubung-hubungkannya dgn penolakanku kepada satu orang ikhwan. Satu-satunya ikhwan yg sempat “melamarku”. 

“Jika datang terhadap kalian lelaki yg baik agamanya (utk melamar), sehingga nikahkanlah beliau. Kalau kalian tak melakukannya, niscaya bakal berjalan fitnah & kerusakan agung di muka bumi”(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah) 

Ikhwan yg datang itu, saya sebenarnya tahu siapa beliau. Dikarenakan ia kala itu aktif di Instansi dakwah di kampusku. Saya tahu beliau pria yg shalih. Namun entah mengapa, dikala itu saya menolaknya. Argumen wajah? Bukan. Saya bukan perempuan seperti itu. Ketajiran? Pula bukan. Saya sadar pasangan belia nyaris senantiasa mengawali dari nol. Ilmu? Enggak serta. Ia ikhwan yg pass pintar. Agamanya? Shalih kok. Dulu apa? Saya sendiri susah menjelaskannya. Yg tentu ketika itu saya belum siap menikah dengannya. Mungkin Saja pun lantaran ketika itu saya terlampaui idealis, tak ingin menikah bersama ikhwan dari universitas yg sama. Entahlah. 

Saya menjadi “takut” sendiri membaca hadits itu. Apakah lantaran kumenolak tidak dengan argumen yg terang pada pria shalih kayaknya maka hingga waktu ini saya tidak pula menikah? Seandainya begitu halnya, saya memohon ampun PadaMu ya Allah.

Sumber:mediapost.com

0 Response to "Kisah Nyata Inpirasi!!! Penyesalanku Saat Kutolak Lamaran Laki-Laki Alim itu"

Post a Comment

Comments

Random Posts