Setiap yang berjiwa pasti mati, hanya soal waktu, kematian akan tiba pada setiap diri kita. Coba kita bayangkan, betapa hebatnya goncangan “Sakaratul-Maut” itu, jika rambut dan kuku saja dicabut terasa sakit, bayangkan bagaimana sakitnya jika yang dicabut itu nyawa, yang terbujur kaku ? dan yang terbujur kaku itu adalah diri kita ?
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa pada saat itu kita masih bisa melihat siapa saja yang menangisi kita, kita bisa melihat sahabat yang mentakziahi (berkunjung) pada kita. Tapi kita tidak bisa berdaya, tidak bisa bicara, tidak bisa bergerak. Kemudian kita dimandikan, bayangkan itu adalah diri kita, air yang mengguyur tubuh kita, yang selama ini kita mandi sendiri lalu dimandikan, dan kita menyaksikan siapa yang memandikan tersebut. Bersyukur kalau yang memandikan adalah anak-anak kita, sementara kita belum mengajarkan anak kita untuk itu. Kemudian kita dikafani, disholati, digotong untuk dibawa kedalam lubang kubur.
Rasulullah menjelaskan bahwasanya tidak ada yang mendengarnya kecuali malaikat dan hewan-hewan, manusia dan jin tidak bisa mendengarnya. Rasulullah memberitahu kepada diri kita, kalau yang dibawa itu adalah mayit sholeh, maka mayit sholeh itu berkata : “Ya Allah Percepatlah aku kerumahku..”, dia sudah melihat syurga, karena kesholehannya selama di dunia ini.
Tapi sebaliknya ketika mayit itu adalah mayit yang banyak berbuat syirik, koruptor, maksiat, perampok, penipu, pembunuh, perusak, penyihir, pemamer aurot dan lain-lainnya. Maka mayit itu berkata : “tolong berhenti, mau dibawa kemana aku… berhenti…”, meskipun tidak ada yang mendengarnya, dia terus dibawa hingga kedalam kubur, dia berteriak seperti itu karena dia sudah melihat betapa dirinya telah berlumuran dosa-dosa dan nerakalah tempatnya. Naudzubillah..!
Saudaraku, sungguh kita akan masuk ke dalam lubang galian 2 meter tersebut. Di saat itu kita masih melihat terakhir siapa yang mengeruk, mengadzani dan menutupi lubang kubur kita, mungkin itu keluarga kita dan sahabat-sahabat kita. Kemudian kita ditinggalkan sendiri, sepi..! Dalam kubur, daging dan tulang belulang hancur, malaikatpun akan bertanya satu persatu segala perbuatan kita di dunia, dan pada saat itu tidak ada yang menolong, tidak ada kekuasaan, tidak ada secuil harta, tidak ada keluarga, tidak ada pengawal, yang ada hanya gelap gulita. Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilla Ilham…!
Kita masih hidup, kita belum wafat, berarti Allah SWT sangat sayang kepada kita, Allah SWT memberi kesempatan kepada kita untuk Bertaubat. Inilah saatnya, saatnya kita bertaubat, saatnya berjanji berjanji untuk taat, saatnya untuk tidak lagi melakukan kemaksiatan dan kedzaliman, saatnya kita rendah diri dihadapan Allah rendah hati pada makhluk Allah, saatnya kita membahagiakan keluarga kita, orang tua kita, suami kita, istri kita, anak kita, cucu kita, Serta bergaullah dengan orang-orang sholeh.
Semoga tulisan ini bisa memberikan renungan mendalam bagi kita untuk lebih ingat pada Allah SWT, dan semoga kita manjadi penghuni syurga. Aamiin !
Oleh : Ustad Arifin Ilham
Editor : Didik Sugianto
Redaktu : Babur Rahmah
Editor : Didik Sugianto
Redaktu : Babur Rahmah
0 Response to "Renungan Kematian Yang Menggetarkan Jiwa"
Post a Comment